04 Januari 2013

Wortel, Telur & Kopi

Seorang anak mengeluh
pada ayahnya mengenai
kehidupannya dan
menanyakan mengapa hidup
ini terasa begitu berat
baginya. Ia tidak tahu
bagaimana menghadapinya
dan hampir menyerah. Ia
sudah lelah untuk berjuang.
Sepertinya setiap kali satu
masalah selesai, timbul
masalah baru.

Ayahnya, seorang koki,
membawanya ke dapur. Ia
mengisi 3 panci dengan air
dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci
tersebut mendidih. Ia
menaruh wortel di dalam
panci pertama, telur di
panci kedua dan ia menaruh
kopi bubuk di panci
terakhir. Ia membiarkannya
mendidih tanpa berkata-
kata. Si anak membungkam
dan menunggu dengan tidak
sabar, memikirkan apa yang
sedang dikerjakan sang
ayah. Setelah 20 menit,
sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan
menaruhnya di mangkuk,
mengangkat telur dan
meletakkannya di mangkuk
yang lain, dan menuangkan
kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada
anaknya, “Apa yang kau
lihat, nak?” "Wortel, telur,
dan kopi” jawab si anak.
Ayahnya mengajaknya
mendekat dan memintanya
merasakan wortel itu. Ia
melakukannya dan
merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu
memintanya mengambil
telur dan memecahkannya.
Setelah membuang kulitnya,
ia mendapati sebuah telur
rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya
memintanya untuk mencicipi
kopi. Ia tersenyum ketika
mencicipi kopi dengan
aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak
bertanya, “Apa arti semua
ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan
bahwa ketiganya telah
menghadapi ‘kesulitan’ yang
sama, melalui proses
perebusan, tetapi masing-
masing menunjukkan reaksi
yang berbeda.
Wortel sebelum direbus
kuat, keras dan sukar
dipatahkan. Tetapi setelah
direbus, wortel menjadi
lembut dan lunak. Telur
sebelumnya mudah pecah.
Cangkang tipisnya
melindungi isinya yang
berupa cairan. Tetapi
setelah direbus, isinya
menjadi keras. Bubuk kopi
mengalami perubahan yang
unik. Setelah berada di
dalam rebusan air, bubuk
kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang
mana?,” tanya ayahnya.
“Ketika kesulitan
mendatangimu, bagaimana
kau menghadapinya?
Apakah kamu wortel, telur
atau kopi?” Bagaimana
dengan kamu? Apakah kamu
adalah wortel yang
kelihatannya keras, tapi
dengan adanya penderitaan
dan kesulitan, kamu
menyerah, menjadi lunak
dan kehilangan
kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur,
yang awalnya memiliki hati
lembut? Dengan jiwa yang
dinamis, namun setelah
adanya kematian, patah
hati, perceraian atau
pemecatan maka hatimu
menjadi keras dan kaku.
Dari luar kelihatan sama,
tetapi apakah kamu menjadi
pahit dan keras dengan jiwa
dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah
bubuk kopi? Bubuk kopi
merubah air panas, sesuatu
yang menimbulkan
kesakitan, untuk mencapai
rasanya yang maksimal pada
suhu 100 derajat Celcius.
Ketika air mencapai suhu
terpanas, kopi terasa
semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk
kopi, ketika keadaan
menjadi semakin buruk,
kamu akan menjadi semakin
baik dan membuat keadaan
di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap
orang dan tidak ada
sesuatupun yang mampu
menahan raksasa itu
kecuali raksasa itu
menahan dirinya sendiri”

Sumber : http://ekojuli.wordpress.com/

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com