03 Januari 2013

KISAH SEBUAH CANGKIR

Sepasang kakek dan nenek
pergi belanja di sebuah
toko suvenir untuk mencari
hadiah buat cucu mereka.
Kemudian mata mereka
tertuju kepada sebuah
cangkir yang cantik.
Nenek : Lihat cangkir itu
Kakek : Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku
lihat.
Saat mereka mendekati
cangkir itu, tiba-tiba
cangkir yang dimaksud
berbicara
Terima kasih untuk
perhatiannya, perlu
diketahui bahwa aku
dulunya tidak cantik.
Sebelum menjadi cangkir
yang dikagumi, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang
tidak berguna. Namun suatu
hari ada seorang pengrajin
dengan tangan kotor
melempar aku ke sebuah
roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop !Stop ! Aku berteriak,
Tetapi orang itu berkata
“Belum !” lalu ia mulai
menyodok dan meninjuku
berulang-ulang. Stop! Stop !
teriakku lagi. Tapi orang ini
masih saja meninjuku, tanpa
menghiraukan teriakanku.
Bahkan lebih buruk lagi ia
memasukkan aku ke dalam
perapian. Panas ! Panas !
Teriakku dengan keras.
Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.
Tapi orang ini berkata
“belum !”
“Akhirnya ia mengangkat
aku dari perapian itu dan
membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah
penderitaanku. Oh ternyata
belum. Setelah dingin aku
diberikan kepada seorang
wanita muda dan dan ia
mulai mewarnai aku.
Asapnya begitu memualkan.
Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Wanita itu berkata
“belum !” Lalu ia
memberikan aku kepada
seorang pria dan ia
memasukkan aku lagi ke
perapian yang lebih panas
dari sebelumnya! Tolong !
Hentikan penyiksaan ini !
Sambil menangis aku
berteriak sekuat-kuatnya.
Tapi orang ini tidak peduli
dengan teriakanku.Ia terus
membakarku.
“Setelah puas “menyiksaku”
kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin,
seorang wanita cantik
mengangkatku dan
menempatkan aku dekat
kaca. Aku melihat diriku.
Aku terkejut sekali. Aku
hampir tidak percaya,
karena di hadapanku berdiri
sebuah cangkir yang begitu
cantik. Semua kesakitan
dan penderitaanku yang lalu
menjadi sirna tatkala
kulihat diriku.

Renungan :
Seperti inilah Tuhan
membentuk kita. Pada saat
Tuhan membentuk kita,
tidaklah menyenangkan,
sakit, penuh penderitaan,
dan banyak air mata. Tapi
inilah satu-satunya cara
Tuhan untuk mengubah
kita supaya menjadi cantik
dan memancarkan
kemuliaan-Nya.
Anggaplah sebagai suatu
kebahagiaan, apabila kita
jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, sebab kita
tahu bahwa ujian itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh
buah yang matang supaya
Kita menjadi sempurna dan
utuh dan tak kekurangan
suatu apapun.”
Apabila kita sedang
menghadapi ujian hidup,
jangan kecil hati, karena
Dia sedang membentuk
Kita. Bentukan-bentukan
ini memang menyakitkan
tetapi setelah semua proses
itu selesai, kita akan
melihat betapa cantiknya
Tuhan membentuk kita.

Sumber : ebookmotivasi

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com