03 Januari 2013

CINTA DAN WAKTU

Alkisah disuatu pulau kecil
tinggallah benda-benda
abstrak seperti cinta,
kesedihan, kekayaan,
kebahagiaan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan
dengan baik.
Suatu ketika datang badai
menghempas pulau kecil itu
dan air laut tiba-tiba naik
dan akan segera
menenggelamkan pulau itu.
Semua penghuni pulau cepat-
cepat segera menyelamatkan
diri. Cinta sangat
kebingungan sebab ia tiodak
dapat berenang dan tidak
mempunyai perahu. Ia
berdiri di tepi pantai untuk
mencari pertolongan.
Sementara itu air semakin
naik dan mulai membasahi
kaki Cinta.
Tak lama kemudian Cinta
melihat kekayaan sedsng
mengayuh perahu.
“Kekayaan! Kekayaan! Tolong
aku!” teriak Cinta. “Aduh
maaf Cinta, perahuku telah
penuh dengan harta
bendaku. Aku tidak dapat
membawamu serta, nanti
perahu ini tenggelam.
Lagipula tak ada tempat lagi
bagimu diperahuku ini.”
Lalu Kekayaan cepat-cepat
mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali namun
kemudian dilihatnya
kegembiraan lewat dengan
perahunya. “Kegembiraan,
tolong aku!”, teriak cinta.
Namun Kegembiraan terlalu
bergembira menemukan
perahu sehingga ia tidak
mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi
sampai ke pinggang dan
cintapun mulai panik. Tak
lama kemudian lewatlah
Kecantikan.”Kecantikan ,
bawalah aku bersamamu”,
teriak Cinta. “Wah Cinta,
kamu basah dan kotor, aku
tak bisa membawamu ikut.
Nanti kamu mengotori
perahuku ini”, sahut
Kecantikan.
Cinta sedih sekali
mendengarnya. Ia mulai
menangis terisak-isak. Saat
itulah lewat Kesedihan. “Oh
Kesedihan bawalah aku
bersamamu”, kata Cinta.
“Maaf Cinta, aku sedang
sedih, dan aku ingin
sendirian saja…”, kata
Kesedihan sambil terus
mengayuh perahunya. Cinta
sudah mulai putus asa, ia
melihat air semakin naik dan
akan segera
menenggelamkannya. Pada
saat kritis itulah terdengar
suara, “ Cinta, mari segera
naik perahuku”. Cinta
menoleh ke suara itu dan
melihat seorang tua dengan
perahunya. Cepat-cepat ia
naik ke perahu itu tepat
sebelum air
menenggelamkannya.
Di pulau terdekat orang tua
itu menurunkan Cinta dan
segera pergi lagi. Pada saat
itulah Cinta baru sadar
bahwa ia sama sekali tidak
mengetahui siapa orang tua
yang telah
menyelamatkannya itu. Cinta
segera menanyakan orang
tua itu kapada penduduk tua
di pulau, siapa sebenarnya
orang tua itu. “Oh, orang tua
itu tadi?, dia adalah Waktu,”
kata orang-orang tersebut.
“Tapi kenapa ia
menyelamatkanku? Aku tak
mengenalnya. Bahkan teman-
teman yang mengenalkupun
enggan untuk menolongku”,
tanya Cinta heran. “Sebab
hanya waktulah yang tahu
berapa nilai sesungguhnya
dari cinta itu.

Sumber : ebookmotivasi

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com