05 Januari 2013

Toples, Bola Golf, Batu Kerikil dan Kopi


Semua orang tentu punya
mimpi. Mimpi yang
bermacam-macam – karir,
keluarga, harta, dll. Tapi
sayangnya terkadang kita
sebagai manusia salah
menempatkan prioritas di
dalam hidup kita dalam
usaha kita untuk meraih
impian. Banyak yang
melupakan Tuhan, melupakan
keluarga, bahkan tidak
jarang yang melakukan
berbagai cara untuk meraih
impiannya, walaupun mereka
tau bahwa cara itu salah.
Ada sebuah cerita yang
sangat cocok dengan
pembahasan kali ini. Berikut
ceritanya…
Seorang profesor berdiri di
depan kelas Filsafat. Saat
kelas dimulai, dia mengambil
toples kosong dan
mengisinya dengan bola golf
hingga penuh. Setelah itu ia
berbalik dan bertanya
kepada murid-muridnya,
“Apakah toples ini sudah
penuh?” Dengan serentak
seisi kelas menjawab
“Sudah!”
Kemudian profesor
menuangkan batu kerikil ke
dalam toples dan
mengguncang pelan toples
tersebut. Batu-batu kerikil
itu mengisi tempat yang
kosong di antara bola-bola
golf sebelumnya. Ia pun
kemudian berbalik lagi dan
bertanya, “Apakah toples ini
sudah penuh?” Sekali lagi
dengan serentak seisi kelas
menjawab “Sudah!”
Kemudian dia menabur pasir
ke dalam tople, mengisi
ruang kosong yang
ditinggalkan oleh bola golf
dan batu kerikil. Dengan
mudah pasir masuk dan
mengisi ruang kosong
tersebut. Sekali lagi Sang
Profesor bertanya, “Apakah
toples ini sudah penuh?”
Dengan serentak seisi kelas
kembali menjawab “Sudah!”
Kemudian dengan santai ia
menuangkan secangkir kopi
ke dalam toples, dan secara
efektif mengisi ruangan
kosong di antara pasir.
Sang Profesor kemudian
berkata, “Saya ingin kalian
memahami bahwa toples ini
mewakili kehidupanmu. Bola
golf adalah hal yang penting;
Tuhan, keluarga, kesehatan.
Jika yang lain hilang dan
hanya tinggal mereka, maka
hidupmu msh tetap penuh.
Sedangkan batu kerikil
melwakili hal lain, seperti
pekerjaan, rumah dan mobil.
Sedangkan pasir adalah hal-
hal yang sepele.”
“Jika kalian pertama kali
memasukkan pasir ke dalam
toples, maka tidak akan
tersisa ruangan untuk batu-
batu kerikil, apalagi untuk
bola golf.”
“Hal yang sama berlaku
dalam hidup kita. Jika kalian
menghabiskan energi dan
waktu untuk hal-hal yang
sepele, maka kalian tidak
akan mempunyai ruang untuk
hal-hal penting lainnya.”
“Jadi berilah perhatian
untuk hal-hal yang penting
dahulu. Berdoalah sebentar.
Bermainlah dengan anak-
anakmu. Luangkanlah sedikit
waktu untuk check-up
kesehatan. Ajak pasanganmu
keluar makan malam. Intinya
isilah toples atau hidupmu
terlebih dahulu dengan bola-
bola golf. Baru kemudian
masukkan kerikil, pasir dan
kopinya.”
Salah satu murid
mengangkat tangan dan
bertanya, “Kalau begitu kopi
mewakili apa?”
Profesor tersenyum, “Itu
untuk menunjukkan kepada
kalian, sekalipun hidupmu
tampak sudah sangat penuh,
tetap sediakan sedikit
waktu untuk menikmati
secangkir kopi dengan
sabahat.”

Sumber : ebookmotivasi

Kisah Uang 1.000 & 100.000

Sama-sama terbuat dari
kertas, sama-sama dicetak
dan diedarkan oleh dan dari
Bank Indonesia.
Pada saat bersamaan
mereka keluar dan berpisah
dari Bank dan beredar di
masyarakat.
Empat bulan kemudian
mereka bertemu lagi secara
tidak sengaja di dalam
dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua
uang tersebut terjadilah
percakapan,
Rp.100.000 bertanya kepada
yang Rp.1000 "Kenapa badan
kamu begitu lusuk, kotor dan
bau amis?"
Dijawablah olehnya "Karena
aku begitu keluar dari Bank
langsung ditangan orang-
orang bawahan, dari tukang
becak, tukang sayur, penjual
ikan dan di tangan pengemis"
Lalu Rp.1000 bertanya balik
pada Rp.100.000, "Kenapa
kamu kelihatan begitu baru,
rapi dan masih bersih?"
Dijawabnya "Karena begitu
aku keluar dari Bank,
langsung disambut
perempuan cantik dan
beredarnyapun di restauran
mahal, di mall dan jg hotel-
hotel berbintang serta
keberadaanku selalu dijaga
dan jarang keluar dari
dompet."
Lalu Rp.1000 bertanya lagi,
"Pernahkah engkau mampir
di tempat ibadah?"
Dijawablah oleh Rp.100.000,
"Belum pernah "
Rp.1000. pun berkata lagi,
"Ketahuilah,,walaupun
keadaanku seperti ini
adanya, setiap jum'at aku
selalu mampir di Masjid-
Masjid, Minggu Gereja-
Gereja, Wihara, Klenteng,
Pure dan ditangan anak-anak
yatim, bahkan aku selalu
bersyukur kepada Tuhan
karena aku tidak dipandang
manusia bukan karena nilai
tapi yang dipandang adalah
sebuah manfaat."
Akhirnya menangislah uang
Rp.100.000 karena merasa
besar, hebat, tinggi tapi
tidak begitu bermanfaat
selama ini.
Jadi bukan seberapa besar
penghasilan Anda, tapi
seberapa bermanfaat
penghasilan Anda itu.
Karena kekayaan bukanlah
untuk kesombongan. Semoga
kita termasuk golongan
orang-orang yang selalu
mensyukuri nikmat dan
memberi manfaat untuk
semesta alam serta
dijauhkan dari sifat
sombong.

Sumber : ebookmotivasi

5 Bola Kehidupan

Bayangkan hidup ini sebagai
suatu permainan
ketangkasan, dimana kita
harus memainkan
keseimbangan 5 bola yang
dilempar ke udara. Bola-bola
tersebut bernama:
Pekerjaan, Keluarga,
Kesehatan, Teman dan
spirit.
Kita harus menjaga agar
ke-5 bola ini seimbang
diuadara. kita aka segera
mengerti bahwa ternyata '
PEKERJAAN ' hanyalah
sebuah bola karet. Jika kita
menjatuhkannya maka ia
akan dapat memantulkan
kembali. Tetapi empat bola
lainnya Keluarga, Kesehatan,
Teman dan Spirit, terbuat
dari gelas.
Dan jika kita menjatuhkan
salah satunya maka ia akan
dapat terluka, tertandai,
tergores, rusak atau bahkan
hancur berkeping-keping.
Dan ingatlah, mereka tidak
akan pernah kembali seperti
aslinya. Kita harus
memahami benar dan
berusaha keras untuk
menyeimbangkannya.
bagaimana caranya?
Jangan rusak nilai kita
dengan membandingkannya
dengan nilai orang lain.
Perbedaan yang ada
diciptakan untuk membuat
masing-masing dari kita
spesial.
Jangan menganggap remeh
sesuatu yang dekat di hati
kita, melekatlah padanya
seakan-akan ia adalah bagian
yang membuat kita hidup,
dimana tanpanya, hidup
menjadi kurang berarti.
Jangan biarkan hidup kita
terpuruk di masa lampau
atau dalam mimpi masa
depan. Satu hari hidup, pada
suatu waktu berarti hidup
untuk seluruh waktu
hidup kita.
Jangan menyerah ketika
masih ada sesuatu yang
dapat kita berikan. tidak
ada yang benar-benar kalah
sampai kita berhenti
berusaha.
Jangan takut mengakui
bahwa diri kita tidaklah
sempurna.
Ketidaksempurnaan inilah
yang merupakan sulaman
benang rapuh untuk
mengikat kita satu sama lain.
Jangan takut mengahadapi
resiko. Anggaplah resiko
sebagai kesempatan kita
untuk belajar bagaimana
menjadi berani.
Jangan berusaha untuk
mengunci cinta dalam
hidupmu dengan berkata "
tidak mungkin saya
temukan". Cara tercepat
untuk mendapatkan cinta
adalah dengan memberinya,
cara tercepat untuk
kehilangan cinta adalah
dengan menggenggamnya
sekencang mungkin, dan cara
terbaik untuk menjaga agar
cinta tentap tumbuh adalah
dengan memberi 'sayap'.
Jangan lupa bahwa
kebutuhan emosi terbesar
dari seseorang adalah
kebutuhan untuk merasa
dihargai.
Jangan takut untuk belajar
sesuatu. Ilmu pengetahuan
adalah harta yang selalu
dapat kita bawa kemana pun
tanpa membebani.
Dan akhirnya??
MASA LALU adalah
SEJARAH
MASA DEPAN merupakan
MISTERI
Dan SAAT INI adalah
KARUNIA DAN
PERJUANGAN.

Sumber : Ebookmotivasi

04 Januari 2013

Batu & Air

Coba kita Perhatikan
BATU, setiap kali ia
disatukan dgn batu lainya ia senantiasa bertabrakan dan saling menendang.
Berbeda dgn air, ketika ia
disatukan dengan air lainya. ia menyatu rapi saling mengisi.
Kita sebagai Manusia juga serupa, kebanyakan.. orang - orang yang pintar bila disatukan ѕℓαℓυ berdebat, berbantahan, dan
bahkan berkelahi ketika berkumpul. Karena kepala orang Чǝлƍ pintar dibuat memBATU oleh kepintaranya.
Berbeda dgn orang
bijaksana, ia selentur AIR,
ketika berkumpul, menyatu,
berpelukan seperti AIR
Dan hanya air dengan segala
kelembutannya lah yang
mampu melubangi kerasnya
batu.
Jadi Чǝлƍ manakah diri kita..??

Renungan :
Saat ini semua sudah terbalik,Dulu tukang becak banyak yang berkelahi untuk memperebutkan penumpang. Sekarang sudah jarang karena sudah tertata rapi dgn jáláń.. Mengantri Bergantian untuk mendapat penumpang.
Sedangkan orang Чǝлƍ berpendidikan tinggi & Pintar malah мεηנαđί seperti tukang becak berkelahi đί Ruang sidang Чǝлƍ terhormat..Masuk TV lagi..
DULU aku ρεяηαн dengar motto anggota dewan "Jaήģan berkelahi đί ruang sidang seperti tukang becak saja" Dijaman Sekarang sudah Terbalik malah Tukang becak Чǝлƍ memiliki MOTTO Jaήģan berkelahi seperti anggota dewan saja
Inikah wajah Negri kita??

Sumber : đί ambil ðařį berbagai sumber

BESI & AIR

Ada dua benda yang
bersahabat karib yaitu besi
dan air. Besi seringkali
berbangga akan dirinya
sendiri. Ia sering
menyombong kepada
sahabatnya, "Lihat aku,
kuat dan keras. Aku tidak
seperti kamu yang lemah dan
lunak."
Air hanya diam saja
mendengar tingkah
sahabatnya.
Suatu hari besi menantang
air berlomba untuk
menembus suatu gua dan
mengatasi segala rintangan
yang ada di sana .
Aturannya, "Barang siapa
dapat melewati gua itu
dengan selamat tanpa
terluka maka ia dinyatakan
menang." Besi dan air pun
mulai berlomba..
Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui
penjaga gua itu yaitu batu-
batu yang keras dan tajam.
Besi mulai menunjukkan
kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke
batu-batuan itu.Tetapi
karena kekerasannya, batu-
batuan itu mulai runtuh dan
besi pun banyak terluka di
sana sini karena melawan
batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya, ia
menetes sedikit demi
sedikit untuk melawan
bebatuan itu, ia lembut
mengikis bebatuan itu
sehingga bebatuan lainnya
tidak terganggu dan tidak
menyadarinya, ia hanya
melubangi seperlunya saja
untuk lewat tetapi tidak
merusak lainnya.
Score air dan besi 1 : 0
untuk rintangan ini.

Rintangan kedua mereka
ialah mereka harus melalui
berbagai celah sempit untuk
tiba di dasar gua. Besi
menggunakan kekuatannya,
ia mengubah dirinya menjadi
mata bor yang kuat dan ia
mulai berputar untuk
menembus celah-celah itu.
Tetapi celah-celah itu
ternyata cukup sulit untuk
ditembus, semakin keras ia
berputar, memang celah itu
semakin hancur, tetapi ia
pun juga semakin terluka.
Air dengan santainya
merubah dirinya mengikuti
bentuk celah-celah itu. Ia
mengalir santai dan karena
bentuknya yang bisa
berubah ia bisa dengan
leluasa tanpa terluka
mengalir melalui celah-celah
itu dan tiba dengan cepat di
dasar gua. Score air dan
besi 2 : 0

Rintangan ketiga ialah
mereka harus dapat
melewati suatu lembah dan
tiba di luar gua. Besi
kesulitan mengatasi
rintangan ini, ia tidak tahu
harus berbuat apa, akhirnya
ia berkata kepada air,
"Score kita 2 : 0, aku akan
mengakui kehebatanmu jika
engkau dapat melalui
rintangan terakhir ini!"
Air pun segera menggenang.
Sebenarnya, ia pun kesulitan
mengatasi rintangan
ini,tetapi kemudian ia
membiarkan sang matahari
membantunya untuk
menguap. Ia terbang dengan
ringan menjadi awan,
kemudian ia meminta
bantuan angin untuk
meniupnya ke sebarang dan
mengembunkannya. Maka air
turun sebagai hujan. Air
menang telak atas besi
dengan score 3 : 0.

PESAN MORAL :
Jadikan hidup kita seperti
air. Ia dapat memperoleh
sesuatu dengan kelembutannya tanpa
merusak dan mengacaukan.
Karena dengan sedikit demi
sedikit ia bergerak tetapi ia
dapat menembus bebatuan
yang keras. Ingat, hati
seseorang hanya dapat
dibuka dengan kelembutan
dan kasih, bukan dengan
paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya
menimbulkan dendam dan
paksaan hanya menimbulkan
kerusakan.
Air selalu merubah
bentuknya sesuai dengan
lingkungannya, ia flexibel
dan tidak kaku karena itu ia
dapat diterima oleh
lingkungannya dan tidak ada
yang bertentangan denganya. Air tidak putus asa, Ia
tetap mengalir meskipun
melalui celah terkecil
sekalipun. Ia tidak putus
asa sekalipun air
mengalami suatu
kemustahilan untuk
mengatasi masalahnya,
padanya masih dikaruniakan
kemampuan untuk merubah
diri menjadi uap.
Semoga Kisah ini dapat
memberikan Pesan Moral
yang mampu membuat kita
sadar akan Sifat-sifat kita
sebagai manusia.

Sumber : ebookmotivasi

Wortel, Telur & Kopi

Seorang anak mengeluh
pada ayahnya mengenai
kehidupannya dan
menanyakan mengapa hidup
ini terasa begitu berat
baginya. Ia tidak tahu
bagaimana menghadapinya
dan hampir menyerah. Ia
sudah lelah untuk berjuang.
Sepertinya setiap kali satu
masalah selesai, timbul
masalah baru.

Ayahnya, seorang koki,
membawanya ke dapur. Ia
mengisi 3 panci dengan air
dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci
tersebut mendidih. Ia
menaruh wortel di dalam
panci pertama, telur di
panci kedua dan ia menaruh
kopi bubuk di panci
terakhir. Ia membiarkannya
mendidih tanpa berkata-
kata. Si anak membungkam
dan menunggu dengan tidak
sabar, memikirkan apa yang
sedang dikerjakan sang
ayah. Setelah 20 menit,
sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan
menaruhnya di mangkuk,
mengangkat telur dan
meletakkannya di mangkuk
yang lain, dan menuangkan
kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada
anaknya, “Apa yang kau
lihat, nak?” "Wortel, telur,
dan kopi” jawab si anak.
Ayahnya mengajaknya
mendekat dan memintanya
merasakan wortel itu. Ia
melakukannya dan
merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu
memintanya mengambil
telur dan memecahkannya.
Setelah membuang kulitnya,
ia mendapati sebuah telur
rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya
memintanya untuk mencicipi
kopi. Ia tersenyum ketika
mencicipi kopi dengan
aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak
bertanya, “Apa arti semua
ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan
bahwa ketiganya telah
menghadapi ‘kesulitan’ yang
sama, melalui proses
perebusan, tetapi masing-
masing menunjukkan reaksi
yang berbeda.
Wortel sebelum direbus
kuat, keras dan sukar
dipatahkan. Tetapi setelah
direbus, wortel menjadi
lembut dan lunak. Telur
sebelumnya mudah pecah.
Cangkang tipisnya
melindungi isinya yang
berupa cairan. Tetapi
setelah direbus, isinya
menjadi keras. Bubuk kopi
mengalami perubahan yang
unik. Setelah berada di
dalam rebusan air, bubuk
kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang
mana?,” tanya ayahnya.
“Ketika kesulitan
mendatangimu, bagaimana
kau menghadapinya?
Apakah kamu wortel, telur
atau kopi?” Bagaimana
dengan kamu? Apakah kamu
adalah wortel yang
kelihatannya keras, tapi
dengan adanya penderitaan
dan kesulitan, kamu
menyerah, menjadi lunak
dan kehilangan
kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur,
yang awalnya memiliki hati
lembut? Dengan jiwa yang
dinamis, namun setelah
adanya kematian, patah
hati, perceraian atau
pemecatan maka hatimu
menjadi keras dan kaku.
Dari luar kelihatan sama,
tetapi apakah kamu menjadi
pahit dan keras dengan jiwa
dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah
bubuk kopi? Bubuk kopi
merubah air panas, sesuatu
yang menimbulkan
kesakitan, untuk mencapai
rasanya yang maksimal pada
suhu 100 derajat Celcius.
Ketika air mencapai suhu
terpanas, kopi terasa
semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk
kopi, ketika keadaan
menjadi semakin buruk,
kamu akan menjadi semakin
baik dan membuat keadaan
di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap
orang dan tidak ada
sesuatupun yang mampu
menahan raksasa itu
kecuali raksasa itu
menahan dirinya sendiri”

Sumber : http://ekojuli.wordpress.com/

Semangkuk Bakso

Dikisahkan, biasanya di hari
ulang tahun Putri, ibu pasti
sibuk di dapur memasak dan
menghidangkan makanan
kesukaannya. Tepat saat
yang ditunggu, betapa
kecewa hati si Putri, meja
makan kosong, tidak tampak
sedikit pun bayangan
makanan kesukaannya
tersedia di sana. Putri kesal,
marah, dan jengkel.
"Huh, ibu sudah tidak
sayang lagi padaku. Sudah
tidak ingat hari ulang tahun
anaknya sendiri, sungguh
keterlaluan," gerutunya
dalam hati. "Ini semua pasti
gara-gara adinda sakit
semalam sehingga ibu lupa
pada ulang tahun dan
makanan kesukaanku. Dasar
anak manja!"
Ditunggu sampai siang,
tampaknya orang serumah
tidak peduli lagi kepadanya.
Tidak ada yang memberi
selamat, ciuman, atau
mungkin memberi kado
untuknya.
Dengan perasaan marah dan
sedih, Putri pergi
meninggalkan rumah begitu
saja. Perut kosong dan
pikiran yang dipenuhi
kejengkelan membuatnya
berjalan sembarangan. Saat
melewati sebuah gerobak
penjual bakso dan mencium
aroma nikmat, tiba-tiba
Putri sadar, betapa lapar
perutnya! Dia menatap nanar
kepulan asap di atas
semangkuk bakso.
"Mau beli bakso, neng?
Duduk saja di dalam," sapa
si tukang bakso.
"Mau, bang. Tapi saya tidak
punya uang," jawabnya
tersipu malu.
"Bagaimana kalau hari ini
abang traktir kamu?
Duduklah, abang siapin mi
bakso yang super enak."
Putri pun segera duduk di
dalam.
Tiba-tiba, dia tidak kuasa
menahan air matanya, "Lho,
kenapa menangis, neng?"
tanya si abang.
"Saya jadi ingat ibu saya,
nang. Sebenarnya... hari ini
ulang tahun saya. Malah
abang, yang tidak saya
kenal, yang memberi saya
makan. Ibuku sendiri tidak
ingat hari ulang tahunku
apalagi memberi makanan
kesukaanku. Saya sedih dan
kecewa, bang."
"Neng cantik, abang yang
baru sekali aja memberi
makanan bisa bikin neng
terharu sampai nangis. Lha,
padahal ibu dan bapak neng,
yang ngasih makan tiap hari,
dari neng bayi sampai
segede ini, apa neng pernah
terharu begini? Jangan
ngeremehin orangtua sendiri
neng, ntar nyesel lho."
Putri seketika tersadar,
"Kenapa aku tidak pernah
berpikir seperti itu?"
Setelah menghabiskan
makanan dan berucap
banyak terima kasih, Putri
bergegas pergi. Setiba di
rumah, ibunya menyambut
dengan pelukan hangat,
wajah cemas sekaligus lega,
"Putri, dari mana kamu
seharian ini, ibu tidak tahu
harus mencari kamu ke
mana. Putri, selamat ulang
tahun ya. Ibu telah membuat
semua makanan kesukaan
Putri. Putri pasti lapar kan?
Ayo nikmati semua itu."
"Ibu, maafkan Putri, Bu,"
Putri pun menangis dan
menyesal di pelukan ibunya.
Dan yang membuat Putri
semakin menyesal, ternyata
di dalam rumah hadir pula
sahabat-sahabat baik dan
paman serta bibinya.
Ternyata ibu Putri
membuatkan pesta kejutan
untuk putri kesayangannya.

Saat kita mendapat
pertolongan atau menerima
pemberian sekecil apapun
dari orang lain, sering kali
kita begitu senang dan
selalu berterima kasih.
Sayangnya, kadang kasih
dan kepedulian tanpa syarat
yang diberikan oleh orang tua
dan saudara tidak tampak đί mata kita. Seolah мεηנαđί kewajiban orang tua untuk
selalu berada di posisi siap
membantu, kapan pun.
Bahkan, jika hal itu tidak
terpenuhi, segera kita
memvonis, yang tidak
sayanglah, yang tidak
mengerti anak sendirilah,
atau dilanda perasaan sedih,
marah, dan kecewa yang
hanya merugikan diri sendiri.
Maka untuk itu,
kita butuh untuk belajar
dan belajar mengendalikan
diri, agar kita mampu
hidup secara harmonis
dengan keluarga, orangtua,
saudara, dan dengan
masyarakat lainnya

Renungan
Jika semua yang kita
kehendaki terus kita
MILIKI, darimana kita
belajar IKHLAS
Jika semua yang kita
impikan segera
TERWUJUD, darimana kita
belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus
DIKABULKAN, bagaimana
kita dapat belajar
IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan
Tuhan, bukan berarti tidak
ada air mata
Seorang yang taat pada
Tuhan, bukan berarti tidak
ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa,
bukan berarti tidak ada
masa sulit
Biarlah Tuhan yang
berdaulat sepenuhnya atas
hidup kita, karena Dia tahu
yang tepat untuk
memberikan yang terbaik.
Ketika kerja kita tidak
dihargai, maka saat itu
kita sedang belajar
tentang KETULUSAN
Ketika usaha kita dinilai †iϑak penting, maka saat itu kita
sedang belajar
KEIKHLASAN
Ketika hati kita terluka
sangat dalam, maka saat itu
kita sedang belajar
tentang MEMAAFKAN
..

Sumber : đί ambil ðařį berbagai sumber cerita motivasi

TUJUan HIDUP

Kurang lebih dua tahun blogku kubiarkan tak terurus..karena kesibukan kerja,tempat kerja yg ʼnƍƍɑªĸ Da sinyalnya dan lain lain..
Selama Dua tahun banyak yg terjadi dalam kehidupanku,asin pahit& manisnya kehidupan sudah kurasakan.. Tp yg jelas đί dua tahun ini banyak hikmah yg bisa ku ambil..

Pertama :
Kita hanya bisa berusaha tapi TETAP TUHAN YANG MENENTENTUKAN
Sebaik apapun kita merencanakan sesuatu..terencana,terarah,terkonsep dengan matang,berusaha dgn sekuat tenaga & sebaik baiknya kalo TUHAN berkata TIDAK semua akan GAGAL, sebuah kegagalan adalah proses tuk pembelajaran,jika kita selalu berhasil, maka kita †iϑak akan menghargai sebuah Kesuksesan. Untuk bisa berlari,dimulai dari belajar merangkak,berjalan baru kemudian berlari begitupun dgn kehidupan kita.

Kedua
TUHAN memberi Чǝлƍ kita butuhkan bukan Чǝлƍ kita inginkan.

Ketiga
Hidup,Mati,Takdir,Jodoh&Rizki. ALLAH Чǝлƍ Mengatur

Ke Empat
Orang baik jodohnya juga orang baik, Tulang rusuk tidak akan ρεяηαн keliru, semua akan bertemu pada waktunya.

Lima
Tiap TUHAN mengambil sesuatu ðařį †ãňgªň kita,sebenarnya TUHAN tidak menghukum Kita..tapi.. TUHAN sudah Menyiapkan sesuatu Чǝлƍ lebih ίηđαн & lebih baik ðařį sebelumnya

Enam
Jáláń.. Hidup Чǝлƍ kita pilih & Apapun pilihan kita Jaήģan ρεяηαн sesali, Jalani semua dengan penuh rasa tanggung jawab, Karena tiap pilihan memiliki resiko & Keuntungan Чǝлƍ berbeda - beda, meski pilihan itu †idak sesuai dengan harapan.

Tuju
Pada Dasarnya semua manusia itu S̤άмά đί mata TUHAN hanya Iman kita yg membedakanya..
Harta,Tahta,kedudukan&jabatan S̤̈єMυά itu Amanah&titipan Чǝлƍ sewaktu waktu bisa đί ambil oleh TUHAN..Siapapun kita..Punya jabatan yg tinggi,gembel besar,kecil,kaya,miskin.. Apapun bentuk dan namanya itu adalah amanah, titipan & ujian..saat semua đί ambil, tak ăϑα apa apa Чǝлƍ bisa kita bawa dan banggakan..

Renungan :
Untuk mencapai tujuan adakalanya kita salah memilih.. Contoh :
saat kita menuju sebuah kota tujuan,katakan saja Banyuwangi menuju Kalimantan,đί perjalanan kita pasti bertemu dgn banyak orang&kota kota besar..Banyak jáláń.. Чǝлƍ bisa kita pilih & kita lewati ăϑα jáláń.. Lurus dan mulus,berkelok kelok, jalanan berlubang,N̈ɑ̣̇iк̣ & †̥υяμи̣ gunung dan sebagainya & tiap jáláń.. Yg kita pilih semua memiliki resiko masing masing, terkadang, diperjalanan kita tergoda dgn keindahan kota & orang2nya sehingga memutuskan untuk singgah..hingga ℓυρα kota tujuan & menganggap bahwa itu adalah tujuan kita, saat TUHAN mengambil pilihan kita, baru kita sadar bahwa itu bukanlah kota tujuan kita, untuk menyadari sebuah kesalahan †iϑak ăϑα κ̇α†α terlambat, selama nafas MαSiн berhembus, selama matahari MαSiн bersinar & selama ßμм̣i masih berputar Masih ăϑa kesempatan υп̥τυк kita memperbaiki diri..

Renungan :
Apa tujuan kita đί dunia ini..??
Bila kita ţãύ tujuan kita..
ﺍ ﻥ ﺷﺂ ﺀ ﺍﻟﻠﻪ
selalu ăϑα jáláń Terang..
آمِيّنْ آمِيّنْ آمِيّنْيَ رَبَّلْعَلَمِيّنْ

Semoga bermanfaat

Penulis : α̩̩̩̩̥я̩̥̊γ̥ G̲̣̣̣̥Ợ̥и̣̣̣̣̥ϑε̲̣̣̣̥Z̲̣̣̣̥

MELETAKAN MASALAH

Suatu hari seorang
professor memulai sebuah
kelas dengan mengangkat
gelas berisi air. Ia
mengangkat gelas tersebut
dan bertanya kepada
siswanya..
Berapa kira-kira berat gelas ini?”
Satu ons,Dua ons,Tiga
ons… terdengar jawaban
bersahutan dari siswa-
siswanya.
Saya tidak begitu pasti
sampai saya menimbangnya
kata professor
tapi pertanyaan saya adalah apa yang terjadi jika
saya mengangkatnya selama
semenit?
Tak kan terjadi apa-apa
kata siswa-siswa tersebut.
Baik, jika saya
mengangkatnya selama satu
jam?? tanya professor.
Tangan Anda akan terasa
pegal, jawab para siswa.
Kalau saya angkat selama
seharian penuh?”
Tangan Anda akan sakit,
bahkan mungkin bisa
terluka otot-ototnya dan
Anda harus dirawat di
rumah sakit tentunya,
jawab salah satu siswa dan
disambut tawa seluruh
siswa di kelas tersebut.
Tepat sekali, jawab
professor. Tapi apakah
kesakitan saya tersebut
disebabkan karena berat
gelas tersebut berubah?
lanjut professor.
Tidak, jawab siswa
serentak, itu karena otot-
otot Anda menerima
tegangan yang terlalu lama.
Profesor kembali bertanya,
Lalu apa yang harus saya
lakukan?
Seisi kelas terdiam. Tiba-
tiba salah seorang siswa
menjawab, Letakkan gelas
tersebut.
Excactly, tepat sekali!
jawab sang professor.
Problem dan masalah dalam
hidup dapat diibaratkan
mengangkat gelas ini.
Camkan kata-kata ini,
mengangkatnya lebih lama
akan membuatmu merasa
pegal. Mengangkat lebih
lama lagi dapat
membahayakanmu, bahkan
dapat membunuhmu.
Sangat penting berpikir
tentang tantangan-
tantangan dalam hidup, tapi
akan LEBIH PENTING
meletakkannya sejenak
setiap mengakhiri hari saat
kalian semua beranjak tidur
dan tidak membawanya
bersama tidurmu. Dengan
begitu kalian tidak akan
merasa tertekan, kalian
bangun di pagi hari dengan
rasa segar, kuat dan tegar
menghadapi setiap
tantangan dan masalah yang
datang.

Pelajaran untuk kita :
kegagalan bukanlah suatu
masalah yang besar.Kita
harus pernah merasakannya
untuk mengetahui apa arti
sebuah kesuksesan. Banyak
orang tidak siap dengan
sebuah situasi kegagalan.
Belajarlah dari kegagalan
meski itu terjadi berkali-
kali!..

Sumber : ebookmotivasi

03 Januari 2013

KASIH SAYANG ORANG TUA

Dahulu kala di suatu negeri
pernah ada tradisi
membuang orang yang sudah
tua ke hutan. Mereka yang
dibuang adalah orang tua
yang sudah tidak berdaya
sehingga terlihat
memberatkan kehidupan
anaka-anaknya.
Pada suatu hari ada seorang
pemuda yang berniat
membuang ibunya kehutan,
karena si Ibu telah lumpuh
dan agak pikun. Si pemuda
tampak bergegas menyusuri
hutan sambil menggendong
ibunya. Si Ibu yang
kelihatan tak berdaya
berusaha menggapai setiap
ranting pohon yang bisa
diraihnya lalu
mematahkannya dan
menaburkannya disepanjang
jalan yang mereka lalui.
Sesampai di dalam hutan
yang sangat lebat, si anak
menurunkan ibunya dan
mengucapkan kata
perpisahan pada ibunya
sambil berusaha menahan
sedih karena ternyata dia
tidak menyangka tega
melakukan perbuatan ini
terhadap ibunya.
Justru si Ibu yang tampak
tegar, dalam senyumnya dia
berkata “Anakku, Ibu
sangat menyayangimu.
Sejak kau kecil sampai
dewasa Ibu selalu
merawatmu dengan segenap
cintaku. Bahkan sampai hari
ini rasa sayangku tdk
berkurang sedikitpun. Tadi
Ibu sudah menandai
sepanjang jalan yang kita
lalui dengan ranting-ranting
kayu. Ibu takut kau
tersesat, ikutilah tanda itu
agar kau selamat sampai di
rumah. ”
Setelah mendengar kata-
kata tersebut, si anak
menangis dengan sangat
keras, kemudian langsung
memeluk ibunya dan kembali
menggendongnya untuk
membawa si Ibu pulang ke
rumah.
Pemuda tersebut akhirnya
merawat Ibunya dan sangat
mengasihinya sampai Ibunya
meninggal.

Pesan moral:
“Orang Tua” bukan barang
rongsokan yang bisa dibuang
atau diabaikan setelah
terlihat tidak berdaya.
Karena pada saat engkau
sukses atau saat engkau
dalam keadaan susah, hanya
“Orang Tua” yang mengerti
kita dan batinnya akan
menderita kalau kita susah.
“Orang Tua” kita tidak
pernah meninggalkan kita,
bagaimanapun keadaan kita,
walaupun kita pernah kurang
ajar kepada orang tua kita.
Namun “Orang Tua” kita
akan tetap mengasihi kita.
Mulai sekarang mari kita
lebih mengasihi “Orang Tua”
kita selagi mereka masih
hidup dan berikanlah doa
tulus untuk setiap
kebahagiaan mereka

Sumber : ebookmotivasi

KISAH SEBUAH CANGKIR

Sepasang kakek dan nenek
pergi belanja di sebuah
toko suvenir untuk mencari
hadiah buat cucu mereka.
Kemudian mata mereka
tertuju kepada sebuah
cangkir yang cantik.
Nenek : Lihat cangkir itu
Kakek : Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku
lihat.
Saat mereka mendekati
cangkir itu, tiba-tiba
cangkir yang dimaksud
berbicara
Terima kasih untuk
perhatiannya, perlu
diketahui bahwa aku
dulunya tidak cantik.
Sebelum menjadi cangkir
yang dikagumi, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang
tidak berguna. Namun suatu
hari ada seorang pengrajin
dengan tangan kotor
melempar aku ke sebuah
roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop !Stop ! Aku berteriak,
Tetapi orang itu berkata
“Belum !” lalu ia mulai
menyodok dan meninjuku
berulang-ulang. Stop! Stop !
teriakku lagi. Tapi orang ini
masih saja meninjuku, tanpa
menghiraukan teriakanku.
Bahkan lebih buruk lagi ia
memasukkan aku ke dalam
perapian. Panas ! Panas !
Teriakku dengan keras.
Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.
Tapi orang ini berkata
“belum !”
“Akhirnya ia mengangkat
aku dari perapian itu dan
membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah
penderitaanku. Oh ternyata
belum. Setelah dingin aku
diberikan kepada seorang
wanita muda dan dan ia
mulai mewarnai aku.
Asapnya begitu memualkan.
Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Wanita itu berkata
“belum !” Lalu ia
memberikan aku kepada
seorang pria dan ia
memasukkan aku lagi ke
perapian yang lebih panas
dari sebelumnya! Tolong !
Hentikan penyiksaan ini !
Sambil menangis aku
berteriak sekuat-kuatnya.
Tapi orang ini tidak peduli
dengan teriakanku.Ia terus
membakarku.
“Setelah puas “menyiksaku”
kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin,
seorang wanita cantik
mengangkatku dan
menempatkan aku dekat
kaca. Aku melihat diriku.
Aku terkejut sekali. Aku
hampir tidak percaya,
karena di hadapanku berdiri
sebuah cangkir yang begitu
cantik. Semua kesakitan
dan penderitaanku yang lalu
menjadi sirna tatkala
kulihat diriku.

Renungan :
Seperti inilah Tuhan
membentuk kita. Pada saat
Tuhan membentuk kita,
tidaklah menyenangkan,
sakit, penuh penderitaan,
dan banyak air mata. Tapi
inilah satu-satunya cara
Tuhan untuk mengubah
kita supaya menjadi cantik
dan memancarkan
kemuliaan-Nya.
Anggaplah sebagai suatu
kebahagiaan, apabila kita
jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, sebab kita
tahu bahwa ujian itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh
buah yang matang supaya
Kita menjadi sempurna dan
utuh dan tak kekurangan
suatu apapun.”
Apabila kita sedang
menghadapi ujian hidup,
jangan kecil hati, karena
Dia sedang membentuk
Kita. Bentukan-bentukan
ini memang menyakitkan
tetapi setelah semua proses
itu selesai, kita akan
melihat betapa cantiknya
Tuhan membentuk kita.

Sumber : ebookmotivasi

ENAM PERTANYAAN RENUNGAN

Suatu hari Seorang Guru
berkumpul dengan murid-
muridnya. ..
Lalu beliau mengajukan enam
pertanyaan..

Pertama...
Apa yang paling dekat
dengan diri kita di dunia
ini..?
Murid-muridnya ada yang
menjawab... orang tua,
guru, teman, dan
kerabatnya ..
Sang Guru menjelaskan
semua jawaban itu benar...
Tetapi yang paling dekat
dengan kita adalah
KEMATIAN...
Sebab kematian adalah
PASTI adanya....
Lalu Sang Guru meneruskan
pertanyaan yang ke..

dua...
Apa yang paling jauh dari
diri kita di dunia ini...?
Murid-muridnya ada yang
menjawab... negara Cina,
bulan, matahari, dan
bintang-bintang...
Lalu Sang Guru menjelaskan
bahwa semua jawaban yang
diberikan adalah benar...
Tapi yang paling benar
adalah MASA LALU...
Siapa pun kita... bagaimana
pun kita...dan betapa
kayanya kita... tetap kita
TIDAK bisa kembali ke
masa lalu...
Sebab itu kita harus
menjaga hari ini... dan hari-
hari yang akan datang..
Sang Guru meneruskan
dengan pertanyaan yang

ketiga...
Apa yang paling besar di
dunia ini...?
Murid-muridnya ada yang
menjawab gunung, bumi,
dan matahari...
Semua jawaban itu benar
kata Sang Guru ...
Tapi yang paling besar dari
yang ada di dunia ini adalah
NAFSU...
Banyak manusia menjadi
celaka karena
memperturutkan hawa
nafsunya...
Segala cara dihalalkan demi
mewujudkan impian nafsu
duniawi...
Karena itu, kita harus hati-
hati dengan hawa nafsu ini...
jangan sampai
nafsu membawa kita ke
neraka (atau kesengsaraan
dunia dan akhirat)...
Pertanyaan

keempat...
Apa yang paling berat di
dunia ini...? Di antara muridnya ada yang
menjawab... baja, besi,
dan gajah...
Semua jawaban hampir
benar..., kata Sang Guru ..
tapi yang paling berat
adalah MEMEGANG AMANAH...

Pertanyaan yang kelima
...
Apa yang paling
ringan di dunia ini...?
Ada yang menjawab kapas,
angin, debu, dan daun-
daunan...
Semua itu benar... kata
Sang Guru...
tapi yang paling ringan di
dunia ini adalah
MENINGGALKAN IBADAH...

pertanyaan keenam
Apakah yang paling tajam
di dunia ini...?
Murid-muridnya menjawab
dengan serentak...
PEDANG...hampir Benar... kata
Sang Guru
tapi yang paling tajam
adalah LIDAH...
Karena melalui lidah,
manusia dengan mudahnya
menyakiti hati... dan
melukai perasaan
orang lain...
Sudahkah kita menjadi insan
yang selalu ingat akan
KEMATIAN...
senantiasa belajar dari
MASA LALU...
dan tidak memperturutkan
NAFSU...
Sudahkah kita mampu
MENGEMBAN AMANAH
sekecil apapun...
dengan tidak
MENINGGALKAN
IBADAH....
serta senantiasa MENJAGA
LIDAH kita...

Sumber : ebookmotivasi

CINTA DAN WAKTU

Alkisah disuatu pulau kecil
tinggallah benda-benda
abstrak seperti cinta,
kesedihan, kekayaan,
kebahagiaan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan
dengan baik.
Suatu ketika datang badai
menghempas pulau kecil itu
dan air laut tiba-tiba naik
dan akan segera
menenggelamkan pulau itu.
Semua penghuni pulau cepat-
cepat segera menyelamatkan
diri. Cinta sangat
kebingungan sebab ia tiodak
dapat berenang dan tidak
mempunyai perahu. Ia
berdiri di tepi pantai untuk
mencari pertolongan.
Sementara itu air semakin
naik dan mulai membasahi
kaki Cinta.
Tak lama kemudian Cinta
melihat kekayaan sedsng
mengayuh perahu.
“Kekayaan! Kekayaan! Tolong
aku!” teriak Cinta. “Aduh
maaf Cinta, perahuku telah
penuh dengan harta
bendaku. Aku tidak dapat
membawamu serta, nanti
perahu ini tenggelam.
Lagipula tak ada tempat lagi
bagimu diperahuku ini.”
Lalu Kekayaan cepat-cepat
mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali namun
kemudian dilihatnya
kegembiraan lewat dengan
perahunya. “Kegembiraan,
tolong aku!”, teriak cinta.
Namun Kegembiraan terlalu
bergembira menemukan
perahu sehingga ia tidak
mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi
sampai ke pinggang dan
cintapun mulai panik. Tak
lama kemudian lewatlah
Kecantikan.”Kecantikan ,
bawalah aku bersamamu”,
teriak Cinta. “Wah Cinta,
kamu basah dan kotor, aku
tak bisa membawamu ikut.
Nanti kamu mengotori
perahuku ini”, sahut
Kecantikan.
Cinta sedih sekali
mendengarnya. Ia mulai
menangis terisak-isak. Saat
itulah lewat Kesedihan. “Oh
Kesedihan bawalah aku
bersamamu”, kata Cinta.
“Maaf Cinta, aku sedang
sedih, dan aku ingin
sendirian saja…”, kata
Kesedihan sambil terus
mengayuh perahunya. Cinta
sudah mulai putus asa, ia
melihat air semakin naik dan
akan segera
menenggelamkannya. Pada
saat kritis itulah terdengar
suara, “ Cinta, mari segera
naik perahuku”. Cinta
menoleh ke suara itu dan
melihat seorang tua dengan
perahunya. Cepat-cepat ia
naik ke perahu itu tepat
sebelum air
menenggelamkannya.
Di pulau terdekat orang tua
itu menurunkan Cinta dan
segera pergi lagi. Pada saat
itulah Cinta baru sadar
bahwa ia sama sekali tidak
mengetahui siapa orang tua
yang telah
menyelamatkannya itu. Cinta
segera menanyakan orang
tua itu kapada penduduk tua
di pulau, siapa sebenarnya
orang tua itu. “Oh, orang tua
itu tadi?, dia adalah Waktu,”
kata orang-orang tersebut.
“Tapi kenapa ia
menyelamatkanku? Aku tak
mengenalnya. Bahkan teman-
teman yang mengenalkupun
enggan untuk menolongku”,
tanya Cinta heran. “Sebab
hanya waktulah yang tahu
berapa nilai sesungguhnya
dari cinta itu.

Sumber : ebookmotivasi

GARAM KEHIDUPAN

Suatu ketika, hiduplah
seorang tua yang bijak. Pada
suatu pagi, datanglah
seorang anak muda yang
sedang dirundung banyak
masalah. Langkahnya gontai
dan air muka yang ruwet.
Tamu itu, memang tampak
seperti orang yang tak
bahagia. Tanpa membuang
waktu, orang itu menceritakan semua
masalahnya. Pak Tua yang
bijak, hanya
mendengarkannya dengan
seksama. Ia lalu mengambil
segenggam garam, dan
meminta tamunya untuk
mengambil segelas air.
Ditaburkannya garam itu
kedalam gelas, lalu
diaduknya perlahan. "Coba,
minum ini, dan katakan
bagaimana rasanya..", ujar
Pak tua itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab
sang tamu, sambil meludah
kesamping.
Pak Tua itu, sedikit
tersenyum. Ia, lalu mengajak
tamunya ini, untuk berjalan
ke tepi telaga di dalam
hutan dekat tempat
tinggalnya. Kedua orang itu
berjalan berdampingan, dan
akhirnya sampailah mereka
ke tepi telaga yang tenang
itu. Pak Tua itu, lalu kembali
menaburkan segenggam
garam, ke dalam telaga itu.
Dengan sepotong kayu,
dibuatnya gelombang
mengaduk-aduk dan tercipta
riak air, mengusik
ketenangan telaga itu.
"Coba, ambil air dari telaga
ini, dan minumlah". Saat
tamu itu selesai mereguk air
itu, Pak Tua berkata lagi,
"Bagaimana rasanya?".
"Segar.", sahut tamunya.
"Apakah kamu merasakan
garam di dalam air itu?",
tanya Pak Tua lagi.
"Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu
menepuk-nepuk punggung si
anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk
berhadapan, bersimpuh di
samping telaga itu.
"Anak muda, dengarlah.
Pahitnya kehidupan, adalah
layaknya segenggam garam,
tak lebih dan tak kurang.
Jumlah dan rasa pahit itu
adalah sama, dan memang
akan tetap sama. Tapi,
kepahitan yang kita rasakan,
akan sangat tergantung dari
wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan
didasarkan dari perasaan
tempat kita meletakkan
segalanya. Itu semua akan
tergantung pada hati kita.
Jadi, saat merasakan
kepahitan dan kegagalan
dalam hidup, hanya ada satu
hal yang bisa di lakukan.
Lapangkanlah dadamu
menerima semuanya.
Luaskanlah hatimu untuk
menampung setiap kepahitan
itu."
Pak Tua itu lalu kembali
memberikan nasehat.
"Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat
itu. Kalbumu, adalah tempat
kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu
itu seperti gelas, buatlah
laksana telaga yang mampu
meredam setiap kepahitan
itu dan merubahnya menjadi
kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak
pulang. Mereka sama-sama
belajar hari itu. Dan Pak
Tua, si orang bijak itu,
kembali menyimpan
"segenggam garam", untuk
anak muda yang lain, yang
sering datang padanya
membawa keresahan jiwa.

MELIHAT DARI SISI KEBAIKAN


Ada seorang tukang
bangunan mendirikan sebuah
tembok. Sebulan kemudian,
berdirilah sebuah tembok
setinggi 4 meter di
hadapannya. Dia mengagumi
hasil karyanya tapi tiba-tiba
matanya tertuju pada 2 bata
yang telah keliru disusun,
jelek sekali. Sementara itu,
semennya sudah keras.
Si tukang jadi kesal. Sejak
saat itu, dia sangat benci
melihat tembok tersebut.
Dua batu bata yang
miring tersebut telah
mempengaruhi keseluruhan
tembok.
Suatu hari, ada yang
melewati tembok &
berkomentar : “Itu tembok
yang indah”. Si tukang
terkejut : “Pak, apakah
penglihatan anda
terganggu ? Tidakkah
melihat 2 batu bata jelek di
tembok itu ?”
Orang itu berkata : “Ya,
saya melihat 2 batu bata
jelek itu, namun juga melihat
998 batu bata yang bagus”.
Dalam kehidupan ini, kita
sering memutuskan suatu
masalah dengan hanya
memvonis kesalahan, tanpa
mengabaikan kebaikan-
kebaikan yang pernah ada.
Mata hanya terfokus pada
kekeliruan, teman yang telah
puluhan tahun jadi musuh
hanya perdebatan sehari,
kekasih yang sudah tahunan
berpisah hanya karena
bertengkar sehari.
Kita hanya melihat yang
jelek. Kenyataannya, jauh
lebih banyak yang bagus dan
belajarlah untuk Melihat
Kebaikan Orang
. Maafkanlah, meski kadang
tidak sepaham. Memberi
damai berarti juga
menimbulkan damai bagi diri
sendiri.
Semoga cerita
ini bisa menginspirasi
kita.

Sumber : www.artikel-motivasi.com

KISAH 4 LILIN


Suatu hari ada 4 lilin yang
menyala, Sedikit demi
sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi
sehingga terdengarlah
percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku
adalah Damai.” “Namun
manusia tak mampu
menjagaku: maka lebih baik
aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi
sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku
adalah Iman.” “Sayang aku
tak berguna lagi.” “Manusia
tak mau mengenalku, untuk
itulah tak ada gunanya aku
tetap menyala.” Begitu
selesai bicara, tiupan angin
memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin
ketiga bicara: “Aku adalah
Cinta.” “Tak mampu lagi aku
untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi
memandang dan
mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci,
bahkan membenci mereka
yang mencintainya,
membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama,
maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk
ke dalam kamar, dan melihat
ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan
itu, ia berkata: “Ekh apa
yang terjadi?? Kalian harus
tetap menyala, Aku takut
akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-
sedu.
Lalu dengan terharu Lilin
keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah
menangis, selama aku masih
ada dan menyala, kita tetap
dapat selalu menyalakan
ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang
anak mengambil Lilin
Harapan, lalu menyalakan
kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati
hanyalah HARAPAN yang
ada dalam hati kita….dan
masing-masing kita semoga
dapat menjadi alat, seperti
sang anak tersebut, yang
dalam situasi apapun mampu
menghidupkan kembali Iman,
Damai, Cinta dengan
HARAPAN-nya! Semoga
cerita diatas dapat
menginspirasi kita semua.

đί ambil ðařį berbagai sumber

02 Januari 2013

MANUSIA BERUSAHA, TUHAN YANG TENTUKAN

Suatu hari, ada seorang
pelukis yg terkenal sedang
menyelesaikan lukisannya.
Lukisan ini adalah lukisan yg
sangat bagus & akan
diperlihatkan pada saat
pernikahan Putri raja..
Sang pelukis sangat senang
ketika menyelesaikan
lukisannya. Ia mengamat-
amati lukisannya dengan
penuh kekaguman. Terus ia
memandangi lukisannya dari
berbagai posisi.
Dengan berjalan mundur ia
masih mencermati hasil
lukisannya.
Dia terus berjalan mundur
tanpa menyadari bahwa di
belakangnya adalah ujung
dari gedung tsb yg tinggi &
tinggal satu langkah lagi dia
akan terjatuh dan dipastikan
dia akan mengakhiri
hidupnya.
Salah seorang melihat
pelukis tersebut dan hendak
berteriak untuk
memperingatkan pelukis tsb,
tapi tidak jadi karena dia
berpikir mungkin ketika
mendengar teriakannya,
pelukis itu akan kaget &
malah jatuh ke belakang..
Kemudian orang tersebut
mengambil kuas & cat yg ada
di depan lukisan, lalu
mencoret-coret lukisan
tersebut sampai rusak.
Pelukis tersebut sangatlah
marah & maju hendak
memukul orang tersebut, tapi
beberapa orang yang ada di
situ menghadang &
memperlihatkan posisi
pelukis tadi yg nyaris jatuh..
Sobat,
Kadang kita telah melukiskan
masa depan dan rencana kita
dengan sangat bagus &
memimpikan suatu hari yg
indah.
Tetapi lukisan itu
‘kelihatannya’ dirusak oleh
TUHAN, karena TUHAN
melihat bahaya yg ada pada
kita kalau kita melangkah..
Tak jarang kita menjadi
marah, jengkel dan kecewa
terhadap TUHAN..
Tapi perlu kita ketahui,
bahwa di balik semua yang
kita alami, Tuhan memiliki
rencana dan alasan.
Percayalah kepada TUHAN
dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri…!
Biarkan DIA turut
menggoreskan kuas
rahmatNya di atas kanvas
kehidupan kita, sehingga
lukisan hidup ini menjadi
lebih indah...
Manusia berencana tp
Tuhanlah yg menentukan...
Rencana Tuhan slalu Indah
pd waktu-Nya jgn pernah
berhenti berharap pd-Nya

TOKO PENDAMPING HIDUP

Toko pendamping hidup
adalah toko dimana pria maupun wanita dapat memilih pasangan untuk dijadikan sebagai pendamping hidupnya. Toko tersebut
terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantainya terdapat kelompok calon pendamping hidup.
Diantara instruksi-instruksi
Чǝлƍ ada di pintu masuk tiap lantainya, terdapat instruksi Чǝлƍ menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk ke toko tersebut:
"Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI!"
Semakin tinggi lantainya,
semakin tinggi pula nilai pendamping hidup
tersebut. Kita dapat memilih
pendamping hidup di lantai
tertentu atau lebih memilih
ke lantai berikutnya, tapi
dengan syarat kita tidak bisa turun lα̣̣̥gι̥ ke lantai sebelumnya kecuali untuk
keluar dari toko.
Lalu seorang pria pun pergi
ke "TOKO PENDAMPING
HIDUP" tersebut untuk mencari istri.
Di setiap lantai terdapat
tulisan seperti berikut :

Lantai 1
"Wanita di lantai ini taat
pada Tuhan dan pandai memasak." Pria itu hanya tersenyum dan naik
ke lantai selanjutnya.

Lantai 2
"Wanita di lantai ini taat
pada Tuhan, pandai memasak dan lemah lembut."
Pria itu kembali tersenyum
lalu naik ke lantai selanjutnya.

Lantai 3
"Wanita di lantai ini taat
pada Tuhan, pandai memasak,lemah lembut dan cantik." "WOW!", ujar sang pria, ia мεηנαđί penasaran dengan lantai selanjutnya dan terus naik.

Lantai 4
"Wanita di lantai ini taat
pada Tuhan, pandai memasak,lemah lembut, cantik banget dan sayang
anak." "Ya ampun!" Dia berseru, "Aku hampir tak percaya!" karena
semakin penasaran, dengan
penuh semangat dia melanjutkan ke lantai
selanjutnya.

Lantai 5
"Wanita di lantai ini taat
pada Tuhan, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget, sayang anak
dan sexy."
Dia tergoda untuk berhenti
tapi kemudian dia melangkah ke

lantai 6
dan menemukan tulisan...
Anda adalah pengunjung Чǝлƍ ke 7.777.888.999
Tidak ada wanita di lantai ini
Lantai ini hanya semata-mata
pembuktian untuk orang-
orang yang tidak pernah puas Terima kasih telah
berbelanja đί "TOKO PENDAMPING HIDUP"
Mohon hati-hati ketika
keluar dari sini

Pesan moral ini bukan hanya
untuk pria saja tetapi juga untuk wanita
Syukurilah atas pasangan
Чǝлƍ sudah Tuhan sediakan
untuk kita, Pasangan yang Tuhan berikan adalah yang terbaik untuk kita Cintai pasangan apa adanya
Dengan segala kelebihan dan
kekurangannya,Karena tidak ada satupun manusia
yang sempurna.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com