04 Januari 2013

Semangkuk Bakso

Dikisahkan, biasanya di hari
ulang tahun Putri, ibu pasti
sibuk di dapur memasak dan
menghidangkan makanan
kesukaannya. Tepat saat
yang ditunggu, betapa
kecewa hati si Putri, meja
makan kosong, tidak tampak
sedikit pun bayangan
makanan kesukaannya
tersedia di sana. Putri kesal,
marah, dan jengkel.
"Huh, ibu sudah tidak
sayang lagi padaku. Sudah
tidak ingat hari ulang tahun
anaknya sendiri, sungguh
keterlaluan," gerutunya
dalam hati. "Ini semua pasti
gara-gara adinda sakit
semalam sehingga ibu lupa
pada ulang tahun dan
makanan kesukaanku. Dasar
anak manja!"
Ditunggu sampai siang,
tampaknya orang serumah
tidak peduli lagi kepadanya.
Tidak ada yang memberi
selamat, ciuman, atau
mungkin memberi kado
untuknya.
Dengan perasaan marah dan
sedih, Putri pergi
meninggalkan rumah begitu
saja. Perut kosong dan
pikiran yang dipenuhi
kejengkelan membuatnya
berjalan sembarangan. Saat
melewati sebuah gerobak
penjual bakso dan mencium
aroma nikmat, tiba-tiba
Putri sadar, betapa lapar
perutnya! Dia menatap nanar
kepulan asap di atas
semangkuk bakso.
"Mau beli bakso, neng?
Duduk saja di dalam," sapa
si tukang bakso.
"Mau, bang. Tapi saya tidak
punya uang," jawabnya
tersipu malu.
"Bagaimana kalau hari ini
abang traktir kamu?
Duduklah, abang siapin mi
bakso yang super enak."
Putri pun segera duduk di
dalam.
Tiba-tiba, dia tidak kuasa
menahan air matanya, "Lho,
kenapa menangis, neng?"
tanya si abang.
"Saya jadi ingat ibu saya,
nang. Sebenarnya... hari ini
ulang tahun saya. Malah
abang, yang tidak saya
kenal, yang memberi saya
makan. Ibuku sendiri tidak
ingat hari ulang tahunku
apalagi memberi makanan
kesukaanku. Saya sedih dan
kecewa, bang."
"Neng cantik, abang yang
baru sekali aja memberi
makanan bisa bikin neng
terharu sampai nangis. Lha,
padahal ibu dan bapak neng,
yang ngasih makan tiap hari,
dari neng bayi sampai
segede ini, apa neng pernah
terharu begini? Jangan
ngeremehin orangtua sendiri
neng, ntar nyesel lho."
Putri seketika tersadar,
"Kenapa aku tidak pernah
berpikir seperti itu?"
Setelah menghabiskan
makanan dan berucap
banyak terima kasih, Putri
bergegas pergi. Setiba di
rumah, ibunya menyambut
dengan pelukan hangat,
wajah cemas sekaligus lega,
"Putri, dari mana kamu
seharian ini, ibu tidak tahu
harus mencari kamu ke
mana. Putri, selamat ulang
tahun ya. Ibu telah membuat
semua makanan kesukaan
Putri. Putri pasti lapar kan?
Ayo nikmati semua itu."
"Ibu, maafkan Putri, Bu,"
Putri pun menangis dan
menyesal di pelukan ibunya.
Dan yang membuat Putri
semakin menyesal, ternyata
di dalam rumah hadir pula
sahabat-sahabat baik dan
paman serta bibinya.
Ternyata ibu Putri
membuatkan pesta kejutan
untuk putri kesayangannya.

Saat kita mendapat
pertolongan atau menerima
pemberian sekecil apapun
dari orang lain, sering kali
kita begitu senang dan
selalu berterima kasih.
Sayangnya, kadang kasih
dan kepedulian tanpa syarat
yang diberikan oleh orang tua
dan saudara tidak tampak đί mata kita. Seolah мεηנαđί kewajiban orang tua untuk
selalu berada di posisi siap
membantu, kapan pun.
Bahkan, jika hal itu tidak
terpenuhi, segera kita
memvonis, yang tidak
sayanglah, yang tidak
mengerti anak sendirilah,
atau dilanda perasaan sedih,
marah, dan kecewa yang
hanya merugikan diri sendiri.
Maka untuk itu,
kita butuh untuk belajar
dan belajar mengendalikan
diri, agar kita mampu
hidup secara harmonis
dengan keluarga, orangtua,
saudara, dan dengan
masyarakat lainnya

Renungan
Jika semua yang kita
kehendaki terus kita
MILIKI, darimana kita
belajar IKHLAS
Jika semua yang kita
impikan segera
TERWUJUD, darimana kita
belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus
DIKABULKAN, bagaimana
kita dapat belajar
IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan
Tuhan, bukan berarti tidak
ada air mata
Seorang yang taat pada
Tuhan, bukan berarti tidak
ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa,
bukan berarti tidak ada
masa sulit
Biarlah Tuhan yang
berdaulat sepenuhnya atas
hidup kita, karena Dia tahu
yang tepat untuk
memberikan yang terbaik.
Ketika kerja kita tidak
dihargai, maka saat itu
kita sedang belajar
tentang KETULUSAN
Ketika usaha kita dinilai †iϑak penting, maka saat itu kita
sedang belajar
KEIKHLASAN
Ketika hati kita terluka
sangat dalam, maka saat itu
kita sedang belajar
tentang MEMAAFKAN
..

Sumber : đί ambil ðařį berbagai sumber cerita motivasi

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com