05 Januari 2013

Kisah Uang 1.000 & 100.000

Sama-sama terbuat dari
kertas, sama-sama dicetak
dan diedarkan oleh dan dari
Bank Indonesia.
Pada saat bersamaan
mereka keluar dan berpisah
dari Bank dan beredar di
masyarakat.
Empat bulan kemudian
mereka bertemu lagi secara
tidak sengaja di dalam
dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua
uang tersebut terjadilah
percakapan,
Rp.100.000 bertanya kepada
yang Rp.1000 "Kenapa badan
kamu begitu lusuk, kotor dan
bau amis?"
Dijawablah olehnya "Karena
aku begitu keluar dari Bank
langsung ditangan orang-
orang bawahan, dari tukang
becak, tukang sayur, penjual
ikan dan di tangan pengemis"
Lalu Rp.1000 bertanya balik
pada Rp.100.000, "Kenapa
kamu kelihatan begitu baru,
rapi dan masih bersih?"
Dijawabnya "Karena begitu
aku keluar dari Bank,
langsung disambut
perempuan cantik dan
beredarnyapun di restauran
mahal, di mall dan jg hotel-
hotel berbintang serta
keberadaanku selalu dijaga
dan jarang keluar dari
dompet."
Lalu Rp.1000 bertanya lagi,
"Pernahkah engkau mampir
di tempat ibadah?"
Dijawablah oleh Rp.100.000,
"Belum pernah "
Rp.1000. pun berkata lagi,
"Ketahuilah,,walaupun
keadaanku seperti ini
adanya, setiap jum'at aku
selalu mampir di Masjid-
Masjid, Minggu Gereja-
Gereja, Wihara, Klenteng,
Pure dan ditangan anak-anak
yatim, bahkan aku selalu
bersyukur kepada Tuhan
karena aku tidak dipandang
manusia bukan karena nilai
tapi yang dipandang adalah
sebuah manfaat."
Akhirnya menangislah uang
Rp.100.000 karena merasa
besar, hebat, tinggi tapi
tidak begitu bermanfaat
selama ini.
Jadi bukan seberapa besar
penghasilan Anda, tapi
seberapa bermanfaat
penghasilan Anda itu.
Karena kekayaan bukanlah
untuk kesombongan. Semoga
kita termasuk golongan
orang-orang yang selalu
mensyukuri nikmat dan
memberi manfaat untuk
semesta alam serta
dijauhkan dari sifat
sombong.

Sumber : ebookmotivasi

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com