29 Juni 2009

Mawar Untuk Ibu.

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat
karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang
tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya,
ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan
sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa
dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai
bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang
lima ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu."

Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan
membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan
gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan
karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk
mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu
melonjak gembira, katanya, "Ya tentu saja. Maukah anda
mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan
gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis
kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang
masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat
sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan
membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang
dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh
250 km menuju rumah ibunya.


***********************************************************

Misi Hidup Dalam Sebuah Kerja.


Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di
sela-sela pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus
dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli
angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan
membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan
soal, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah.

Hampir-hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan
harga sedemikian rendah. Lalu apa untungnya? Wanita itu
terkekeh menjawab, "Bisa numpang makan dan beli sedikit
sabun." Tapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit?
Sekali lagi ia terkekeh, "Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa
beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?"
katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan
ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.

Ah! Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan
dalam sebuah kerja. Orang-orang yang memahami benar
kehadiran karyanya, sebagaimana wanita tua di atas, yang
bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah
tiang penyangga yang menahan langit agar tak runtuh.
Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang
tampak keras berbatu ini menjadi lembut bahkan mengobati
luka. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja:
menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.


***********************************************************

Temukan Cinta Anda.


Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah
orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari
pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan.

Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka
cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong
anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-
tugas dengan lebih baik lagi.

Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap
pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja anda.
Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak
menyenangkan juga.

Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka
cintai apa pun yang bisa anda cintai dari kerja anda:
tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau
gumpalan awan dari balik jendela.

Apa saja. Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai
dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak
ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi
dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah di
sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah
selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com